About

RSS
Container Icon

Kamera Light Field Lytro

Teknologi light fields memang sudah ditemukan di Universitas Stanford 15 tahun lalu, namun mungkin masyarakat baru akan merasakan manfaatnya sekarang ketika sejumlah ilmuwan menyematkan teknologi itu dalam sebuah kamera.

Kamera hasil inovasi sembilan ilmuwan itu berjuluk Lytro, memungkinkan anda bisa mengatur fokus gambar (foto) setelah pengambilan gambar, bukan sebelum pengambilan gambar seperti pada kamera umumnya.

Bahasa sederhananya;”Jepret dulu, fokus bisa diatur belakangan.”

Light fields adalah konsep fundamental dalam ilmu pencitraan, merepresentasikan data fundamental yang lebih powerfull dibanding pada foto-foto biasa, kata penyataan yang ditulis di web site resmi Lytro.

“Light fields benar-benar mendefinisikan bagaiaman sebuah adegan ditampilkan. Ini mengenai jumlah cahaya memancar ke segala arah melalui setiap titik dalam ruang. Kamera konvensional tidak dapat merekam bidang cahanya ini,” katanya.

Ilmu pengetahuan yang bagaimana yang ada di balik kecanggihan kamera ini? Setidaknya ada tiga bagian penting dalam Lytro yang membuat sesuatu yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin.

Pertama, lensanya. Lensa kamera Light Field Lytro memulai dengan 8X optical zoom, bukaan lensa f/2. Pembukaan lensanya konstan sepanjang rentang zoom sehingga memungkinkan untuk menangkap cahaya lebih banyak dan lebih sempurna.

Kedua adalah Light Field Engine 1.0, memungkinkan proses data sinar ray ditangkap dengan baik oleh sensor kamera ini. Light Field Engine membuat setiap gambar yang dihasilkan seperti sudah terbagi-bagi (obyek dalam gambar seperti sudah membentuk kelompoknya sendiri-sendiri).

Kecanggihan itu memungkinkan anda mengatur ulang obyek yang menjadi fokus, baik dari kamera, PC desktop yang sudah di-install software Lytro, atau tool online.

Ketiga adalah sensor Light Field di dalamnya yang mampu menangkap 11 juta cahaya ray.

Kamera ini memiliki desain baru yang mengingatkan kita pada teleskop. Sederhana, karena hanya mempunyai dua tombol, satu tombol on/off, dan satu tombol untuk mengambil gambar (memotret).

Foto-foto yang dihasilkan dinamis dan interaktif. Ketika hasil “jepretan” ditampilkan di kamera, melalui layar sentuhnya, anda bisa memilih obyek yang menjadi fokus dengan mudah.

Semua obyek jauh maupun dekat dalam foto disajikan kabur (blur), dan anda bisa memilih obyek yang ingin anda jadikan fokus, atau semuanya bisa anda atur menjadi tajam.

Bukan hanya kenyamanan untuk para fotografer pemula, foto yang dapat diatur ulang fokusnya juga lebih menyenangkan dan kreatif, kata Ren Ng, yang mendirikan Lytro untuk mengkomersilkan hasil penelitian yang ia mulai di Standford University.

“Memfokuskan kembali gambar menjadi cara baru untuk menceritakan kisah,” kata Ren Ng dalam laporan yang ditulis Technology Review.

Delapan ilmuwan lainnya yang bersama Ren Ng menghasilkan inovasi ini adalah Kurt Akeley, Charles Chi, Adam Fineberg, Kira Wampler, Bob Groppo, Mariana Antcheva, Vanita Wells, Kim Jabal, Shamik Sharma, dan David Cox.

Lalu berapa harga kamera ini? Model berkapasitas penyimpanan 16GB (750 gambar) dan berbalut warna merah dihargai 499 dolar, warna graphite 8GB 399 dolar, dan warna electric blue berkapasitas 8GB juga 399 dolar.

Anda tertarik dengan kamera yang juga bisa menampilkan gambar 3D ini? Anda bisa pesan sekarang, tetapi harus bersabar karena kameranya baru bisa dikirim mulai tahun depan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Memori Super Komputer

ANDA tentu ingat kristal memori dalam film Superman?

Benda ajaib itu ternyata menginspirasi sejumlah peneliti di Southampton University mengembangkan hard drive yang terbuat dari kaca.

Mereka menggunakan laser guna mengatur ulang atom dalam potongan kaca dan membentuknya menjadi memori komputer jenis baru. Alat penyimpan memori yang terbuat dari kaca diklaim dapat menahan suhu hingga 982 derajat celsius dan tahan air sehingga dapat bertahan ribuan tahun tanpa kehilangan data.

”Informasi dapat ditulis, dihapus dan ditulis ulang ke dalam struktur molekul kaca menggunakan laser,” kata Ketua Peneliti Martynas Beresna seperti dikutip telegraph.co.uk.

Proses pengubahan perjalanan cahaya melalui kaca juga menciptakan pusaran cahaya yang terpolarisasi, lalu dapat dibaca dalam banyak cara sebagai data dalam serat optik.

Menurut Beresna, memori kristal yang bentuknya tidak lebih besar dari layar ponsel mampu menampung data setara blu-ray disc berkapasitas 50GB.

Proyek penelitian Optoelektronik di Southampton University itu sudah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Applied Physics Letters.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TCP IP Adress

TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack

Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.

Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet. Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Followers