Bumi bukan satu-satunya planet yang terancam oleh badai matahari. Mars yang terletak 1,5 kali lebih jauh dari matahari juga akan terdampak.
Peristiwa ledakan matahari kali ini terjadi tak sampai sepekan setelah peristiwa oposisi Mars pada Minggu, 4 Maret 2012. Karena itu susunan Mars, Bumi, dan matahari saat ini berada dalam posisi segaris.
“Badai kali ini berdampak pada Bumi dan Mars,” kata lembaga penerbangan dan antariksa Amerika Serikat (NASA) dalam siaran pers yang diterbitkan pada Kamis, 8 Maret 2012.
Partikel bermuatan dari matahari bergerak dengan kecepatan 1.800-2.000 kilometer per detik membutuhkan waktu 3-4 hari untuk mencapai Bumi. Karena itu bumi akan dihantam badai besok siang. Adapun Mars yang terletak lebih jauh akan mengalaminya paling telat Minggu, 11 Maret 2012.
Beberapa satelit yang sedang mengorbit Mars juga mendapat ancaman gangguan selama badai. Ancaman yang sama juga terjadi pada satelit komunikasi dan navigasi yang berada di sekitar Bumi.
Dua badai matahari besar kembali mengunjungi Bumi setelah dua ledakan terjadi di bintang terdekat tersebut pada Rabu, 7 Maret 2012. Serangan badai berenergi tinggi ini diperkirakan akan mengganggu satelit komunikasi dan navigasi.
Laporan dari badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat (NASA) hari ini menyebutkan bahwa dua badai besar sedang bergerak mendekati Bumi dengan kecepatan 1.800-2.000 kilometer per detik. Badai ini mengandung partikel bermuatan yang dilontarkan matahari saat ledakan kelas terbesar terjadi beberapa hari lalu.
Data dari dua satelit pemantau matahari milik NASA memperlihatkan badai matahari pertama kali mencapai Bumi pada Jumat, 8 Maret 2012, sekitar pukul 14.25 WIB.
“Angin partikel akan menghasilkan badai magnetik yang sangat kuat,” tulis NASA dalam siaran pers hari ini.
Serangan partikel ini diperkirakan akan mengempas banyak satelit di orbit. Satelit komunikasi dan navigasi yang berkaitan dengan banyak aktivitas manusia berpotensi mengalami gangguan selama beberapa jam. Satelit penelitian seperti Messenger, Spitzer, dan STEREO-B milik NASA juga akan menerima gangguan.
Peneliti cuaca antariksa dari National Oceanic and Atmospheric Administration’s Space Weather Prediction Center, Joseph Kunches, mengatakan ancaman bahaya akan berlangsung hingga Sabtu.
Dampak badai tak hanya dirasakan di antariksa, melainkan juga di Bumi. Menurut dia, pesawat yang mengangkasa berpotensi mengalami gangguan, saluran komunikasi berpotensi terputus selama penerbangan. “Maskapai komersial sudah diberikan peringatan dini,” kata Kunches seperti dilansir MSNBC.
Gangguan lain berpotensi terjadi pada pembangkit listrik, terutama untuk negara-negara yang berada di dekat kutub. Menurut dia, partikel bermuatan di angkasa bisa menginduksi arus listrik yang mengalir di jaringan pembangkit. Kejadian lumpuhnya listrik di sebuah provinsi di Kanada pada abad ke-19 dan dua dekade lalu bisa saja terulang.
Efek lain yang juga bisa dirasakan adalah munculnya aurora yang sangat terang. Cahaya aurora ini dipastikan bisa dilihat oleh negara-negara yang berada dekat kutub.